Rumah angker
Gue Rey. Mahasiswa SMA kelas 1, gue baru pindah sekolah soalnya bapak gue pindah rumah, ya gue juga ikut masa anak sama orang tuanya pisah, pertama kali gue tinggal di sana biasa-biasa aja, dan pertama gue sekolah anak-anak yang sekelas dengan gue pada bahagia, soalnya gue anak terpopuler di sekolah tahun lalu, ya mungkin gue tampan kali ya, dan pintar juga tapi ga pernah sombong, gue bakal main dengan siapapun.
Ketika gue masuk ternyata udah ada gurunya jadi gurunya bilang ke gue untuk perkenalkan diri, ya udah gue langsung memperkenalkan diri di depan teman-teman gue nantinya, setelah memperkenalkan diri gue disuruh duduk di samping seorang cowo seperti kutu buku, ya gue biasa aja soalnya siapa pun itu tetap menyenangkan juga.
Pelajaran pun di mulai, selama pelajaran di mulai suasana nya biasa-biasa saja, dari tadi gue duduk di samping cowo kutu buku ini gue ga ada ngobrol sama dia, karna rasanya kurang dekat gue tanya ke dia.
"Nama lo siapa?,"ucap gue sambil mengajukan tangan gue ke dia,
gaa"Nama gue Ares," ucap si kutu buku itu sambil berjabat tangan dengan gue,
"Salam kenal gue Rey," ucap gue sambil sedikit tersenyum,
"Salam kenal juga," ucap Ares sambil melepas jabat tangannya dengan gue,
"Ngomong-ngomong lo tinggal dimana?," ucap gue sambil menulis apa yang di terangkan guru,
"Gue tinggal di jalan anggrek rumah no 11," ucap Ares sambil menulis juga,
"Wah berarti kita tetanggaan dong gue no 12," ucap gue sambil tersenyum dan menulis,
"Berarti lo baru disini," ucap Ares sambil menatap gue,
"Yap, gue baru pindah ke sini" ucap gue sambil menatap Ares,
"Ooh," ucap Ares sambil menghadap ke depan dan menulis kembali.
Dan selama disekolah aman-aman aja, suasananya sama seperti sekolah gue dulu, ketika bell berbunyi gue di ajak sama Ares buat ke kantin bareng.
"Rey ke kantin bareng yuk," ucap Ares sambil memegang tangan gue dan menarik gue untuk ke kantin bareng,
"Eh iya ya sabar woi," ucap gue sambil tergesa-gesa karena tangan gue di tarik sama Ares.
Gue pun pergi ke kantin bareng Ares, selama di perjalanan cewe-cewe pada muji gue, mereka bilang gue ganteng, dan gue ngerasa kurang nyaman masa gue dipuji-puji mulu, dan gue langsung bilang ke Ares untuk cepat, dan akhirnya gue sampai di kantin dan makan bareng sama Ares, setelah makan bell pun berbunyi dan waktu nya pulang, tentu saja gue pulang bareng Ares.
"Yuk pulang bareng," ucap gue ke Ares,
"Ok," ucap Ares.
Selama di perjalanan gue saling ngobrol sama Ares.
"Rey," ucap Ares,
"Ya kenapa?," gue bertanya ke Ares,
"Pergi ke rumah disana yuk," Ares menunjuk ke rumah yang angker,
"Boleh, kapan?," gue bertanya ke Ares,
"Sekarang kalo bisa," ucap Ares ke gue,
"Ok," ucap gue ke Ares
"Ok," ucap Ares ke gue.
Gue dan Ares pun pergi ke rumah angker itu, dan sesampainya di rumah itu perasaan gue udah ga enak, kaya nya bakal terjadi sesuatu, dan bener ga berselang lama ada sesuatu yang menuju ke arah kami berdua, ternyata itu cewe menggunakan baju kebaya merah gue sih ga takut, tapi tiba-tiba Ares pingsan gue rasa dia pasti takut, karena Ares pingsan gue harus ngomong sama cewe itu.
"Hai, lo siapa?, kenapa lo ada di rumah ini?, apa ini rumah lo?'," ucap gue ke cewe itu,
"Hihihi aku Fina, ini adalah rumah ku, kenapa kamu kesini?," ucap cewe itu ke gue,
"Maaf kalo ini rumah lo, tapi kenapa rumah ini angker?, apa lo udah mati?," ucap gue ke dia,
"Hihihi benar aku sudah mati," ucap dia ke gue,
"Oh sorry gue ga tau kalo lo udah mati, tapi kenapa lo gentayangan gini?," ucap gue ke dia,
"Hihihi aku ga mau ninggalin rumah ini, sebaiknya kamu pergi atau aku akan merasuki mu," ucap dia ke gue,
"Ok ok gue bakal pergi dari sini, gue harap lo jangan ganggu rumah yang dekat dengan rumah lo, kecuali mereka kesini," ucap gue ke dia,
"Baik," ucap dia ke gue.
Dan karena Ares pingsan gue terpaksa menggendongnya, sesampainya dirumah Ares, Ibu Ares pun keluar dari rumah dan menghampiri gue dan Ares.
"Loh Ares kamu kenapa?," ucap Ibu Ares ke Ares,
"Dia cuma pingsan Tante, nanti juga bangun lagi," ucap gue ke ibu Ares,
"Kok bisa pingsan?," Ibu Ares bertanya ke gue,
" Tadi dirumah angker itu tan," ucap gue ke Ibu Ares,
"Ooh, ya udah ayo bawa Ares ke dalam," ucap Ibu Ares ke gue,
"Baik tan, sekalian ada yang mau aku ceritain ke Tante tentang diasana tadi," ucap gue ke Ibu Ares,
"Baik," ucap Ibu Ares ke gue.
Setelah gue bawa Ares ke dalam nya, gue pun menceritakan tentang rumah itu, setelah menceritakannya Ibu Ares bilang ke gue jangan pernah ke rumah itu lagi, dan gue ikutin apa yang Ibu Ares bilang, akhirnya setelah kajadian itu gue udah aman-aman aja.
Tamat
Komentar
Posting Komentar